Model diperagakan oleh Anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Kota Waringin |
Pada tulisan kali ini kami akan mengenalkan siapa saja tokoh yang mereka perankan, tidak secara rinci dan lengkap tetapi hanya ringkasan saja.
1. H. SJAKRONI
Tokoh ini adalah seorang Pejuang pada era kemerdekaan Republik Indonesia, terkenal akan perjuangan beliau yang berani mempertaruhkan harta benda bahkan nyawa melawan penjajah kolonial Belanda dengan menerapkan sistem perang gerilya setiap aksi dari H. Sjakroni menjadi suatu hal yang menakutkan penjajah Belanda kala itu.
Keberanian beliau sudah menjadi rahasia umum, sehingga Penjajah Belanda waktu itu akan memberikan imbalan yang menggiurkan bagi siapa saja yang berhasil menangkap H. Sjakroni hidup atau mati.
Diakhir hayat beliau menetap bersama istri dan anak-anaknya di Kota Waringin. Makam beliau sekarang berada di Pemakaman Keramat di Desa Kota Waringin.
2. LUNAS PERAHU
Sebuah legenda yang pernah terjadi di Kota Waringin. Di ceritakan tentang sepasang Kakak adik yang terombang-ambing di lautan, berhari-hari menahan lapar dan dahaga sehingga sampai kesekian harinya mereka sudah putus asa.
Dalam kebimbangan membuat amarah mudah sekali terpancing, sehingga ketika sang adik mengusulkan untuk singgah ke daratan terdekat sang kakak mengatakan bahwa tujuan mereka belumlah sampai, dan ketika sang adik mengusulkan kesekian kali untuk singgah didaratan yang sudah nampak di depan mereka, amarah sang kakak tidak terbendung lagi, ditebasnya perahu yang mereka tumpangi dengan sekali kibasan, sehingga terpotonglah perahu tersebut menjadi dua bagian.
Potongan perahu sang Kakak konon di kisahkan terdampar di Bangka Kota, sedangkan Potongan perahu sang Adik yang perempuan terdampar di Kota Waringin.
Menurut beberapa pendapat dan keterangan orang tua, Kedua Kakak adik inilah yang menjadi Nenek Moyang di Bangka Kota dan Kota Waringin.
Beberapa tahun silam peninggalan legenda ini masih bisa dilihat dalam bentuk Tulang Tengah perahu yang terpotong yang oleh masyarakat lebih dikenal dengan Lunas Perahu, namun karena termakan usia dan di tumbuhi semak-semak tidak nampak lagi terlihat...
3. HARIMAU GARANG
Banyak versi nama dari Tokoh yang satu ini selain dari Harimau Garang ada juga nama yang lain seperti Demang Singa Yudha, Jong Krang dan lain sebagainya.
Berasal dari Padang Sumatera Barat, dengan perawakan besar tinggi sehingga menjadi momok yang menakutkan bagi Penjajah Kompeni...
Awal perjalanan beliau di Tanah Bangka bermula dari jasanya mengusir penjajah dari Kota Kapur dan mendengar berita semakin tersudutnya para pejuang di Kota Waringin, beliau bergegas bersama pasukannya menuju Kota Waringin.
Kehadiran beliau menjadi angin segar bagi para pejuang di Kota Waringin yang hampir kewalahan menahan gempuran dari Penjajah...
Sepak terjang beliau membuat penjajah yang ingin menguasai pelabuhan Kota Waringin menjadi kocar-kacir. berbagai upaya dilakukan untuk menghancurkan pertahanan Harimau Garang namun selalu gagal. Konon menurut cerita meninggalnya Harimau Garang karena terkena tembakan meriam di bagian kepalanya sewaktu menahan serangan dari arah sungai Kota Waringin.
Makam Harimau Garang berada dikawasan Pemakaman Keramat Kota Waringin, tanpa bentuk seperti umumnya makam lain Makam beliau hanya di tandai dengan pohon Keramutun yang tumbuh subur sebagai nisan beliau.
4. RAJA JUNGUR
Sebuah mitos yang sudah menjadi menu wajib bagi orang tua di Kota Waringin untuk menceritakan kepada anak cucu mereka. Tentang seorang Raja yang rakus dan egois, hobi makan sesuatu yang tidak lazim yaitu perut ayam, sehingga ketika pasokan makanan favorit beliau terhenti para prajurit kerajaan menggantikan dengan Cacing Rawa yang apabila diolah akan mirip dengan perut ayam makanan kegemaran sang Raja.
Lama-lama karena terlalu sering mengkonsumsi makanan tersebut wajah sang Raja berubah menjadi tumbuh moncong (Jungur) mirip Babi, karena sejatinya Cacing Rawa tersebut adalah makanan Babi. Ketika sang Raja menyadari terjadi perubahan pada dirinya, dia menceburkan diri ke Sungai dan menghilang...
Menurut para sesepuh desa lokasi yang menjadi tempat istana Sang Raja berada di kawasan Sungai Perai 3 Km dari pemukiman penduduk sebelah utara..
5. SAWERIGADING
Tidak ada cerita khusus Sawerigading di Kota Waringin, cuma menurut keterangan keturunannya. Sawerigading adalah orang dari Suku Bugis yang pernah menetap di Pulau Bangka.
6. KH. ABDUL MADJID
Seorang penyebar ilmu agama Islamdi Tanah Bangka, disamping itu juga beliau adalah orang yang sangat berani menentang penjajah Belanda.
Beliau berasal dari Banjar dan merupakan keturunan Bangsawan.
beliau menetap hingga akhir hayatnya di Kotawaringin (pada postingan kami sebelumnya cerita tentang beliau lebih lengkap.
http://harimaugarangktw.blogspot.co.id/2017/05/gusti-kacil-kh-abdul-madjid.html?m=1) dan dimakamkan di Pemakaman Keramat Kotawaringin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar