Selasa, 12 Februari 2013


Bagi teman-teman,saudara-saudara, bapak ibu sekalian jangan sekali-kali terpedaya dengan janji menghasilkan uang mudah hanya menyetor duit sekian dan menghasilkan berlipat-lipat ganda sesungguhnya harta itu dicari dengan usaha yang tekun dan kerja keras oleh kita sendiri,(pesan ini khusus di tujukan untuk para makmum Yayasan Amalillah yang tersebar di seluruh Indonesia,)berikut dibawah ini pengalaman pribadi saudara kita tentang yayasan penipu tersebut:



Isu Dana Revolusi Bung Karno, Hanya Menyuburkan Penipuan Saja!



Maraknya pemberitaan akan keberadaan harta bung Karno sebagai dana revolusi yang di simpan di sebuah bank di Negara Swiss yang bernilai triliunan rupiah sudah lama bergaung.
Isu ini mengingatkan saya akan keberadaan Yayasan Amalillah. Yayasan Amalillah diketuai oleh Raden Aiyon Suharis Restuningrat. Saat ini, kaki tangannya telah merambah di berbagai pelosok nusantara memburu mangsa.
Di kampung kediaman orang tua saya di pinggiran Palembang beberapa tahun yang lalu menyeruak berita gembira yang digembar-gemborkan beberapa orang oknum yang mengaku dari Yayasan Amalillah yang berkantor pusat di Jakarta.
Orang-orang ini, beberapa diantaranya saya kenal cukup dekat dan rupanya telah tertular virus ingin cepat kaya. Mereka direkrut dan telah dicuci otaknya sehingga mau berbuat apa saja untuk kepentingan Yayasan Amalillah.
Dalam usahanya mengumpulkan dana, setiap warga kampung yang berminat cukup menyetorkan uang sebesar Rp25 ribu per orang sebagai biaya administrasi dan pada saatnya nanti akan memperoleh hibah dana revolusi Bung Karno yang disimpan di luar negeri dan akan dibayarkan melalui Bank Indonesia.
Menurut pengakuan seorang pengurus yayasan ini yang telah membelot, kepercayaan mereka tumbuh karena ketika di Jakarta, mereka di inapkan di hotel berbintang dan kepada mereka diperlihatkan uang dalam jumlah besar dalam beberapa container. Uang ini adalah sebagaian saja dari sejumlah besar uang Bung Karno yang akan dihibahkan kepada rakyat miskin di Indonesia.
Beberapa tahun yang lalu menjelang lebaran tiba, berbondong-bondong masyarakat dari berbagai daerah datang berkerumun bahkan sampai menyewa rumah warga, mendirikan tenda-tenda di sekitar rumah ketua yayasan ini di kampung kediaman orang tua saya. Mereka datang menagih janji, menanti pembayaran dana hibah revolusi Bung Karno yang dijanjikan akan dibayarkan menjelang hari lebaran tiba.
Seperti telah di duga, Yayasan Amalillah tidak pernah menepati janjinya. Dan para korban penipuan ini kembali dengan tangan hampa.
Sekarang, kiprah Yayasan ini nyaris telah hilang gaungnya di seputar daerah kediaman orang tua saya. Namun luka yang ditimbulkannya akan selalu dikenang masyarakat kecil sepanjang masa.
Waspadalah
!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar