Awal lahirnya sebuah Desa bernama
Kotawaringin atau lebih umumnya oleh masyarakat dengan sebutan Kuta Beringin
tidak ada yang tahu persis kapan dan siapa yang pertama kali bermukim didaerah
ini. Ini dikarenakan tidak ada bukti tertulis yang menceritakan tentang hal
tersebut. Adapun nama Waringin sendiri diambil dari nama Pohon Beringin yang
kala itu tumbuh subur dipinggiran Sungai, sehingga oleh pendatang dinamakan
sebagai nama tempat ini, dan embel-embel nama Kota didepan kata Waringin,
dikarenakan ramainya pendatang yang mengunjungi daerah ini, entah itu para
pedagang yang membawa dagangannya, ataupun pembeli dari daerah atau desa- desa
disekelilingnya yang hendak bertransaksi dengan para pedagang dari seberang,
pendek kata Kotawaringin dimasa itu merupakan pusat jual-beli yang cukup ramai
sehingga lekat lah sebutan Kota di depan nama Waringin sampai sekarang. Ada
pula versi yang lain tentang asal mula nama Kotawaringin, yaitu dengan
banyaknya para pendatang waktu itu entah itu para pedagang, ataupun para
pelarian yang mengasingkan diri karena penjajah Kolonial Belanda dan uniknya
asal para pendatang tersebut berasal dari satu tempat yang sama yaitu Pulau
Kalimantan tepatnya daerah Banjar, sehingga untuk mengenang tanah kelahiran mereka maka disepakatilah nama tanah yang
baru mereka injakkan kakinya dengan Nama Kotawaringin yang seperti kita ketahui
di Kalimantan juga terdapat daerah yang bernama Kota Waringin.
Seiring berjalan waktu, peran
Kotawaringin sebagai pelabuhan untuk melabuhkan kapal dagang akhirnya tergeser
setelah perkiraan letak yang kurang strategis, serta ditambah lagi terjadinya
pengikisan tanah ditepian sungai mengakibatkan sungai menjadi sempit sehingga
kapal atau perahu yang berukuran besar tidak dapat masuk. Dan berangsur-angsur
kondisi Kota Waringin semakin hari semakin ditinggalkan penduduknya, sebagian
besar penduduk yang pindah dari KotaWaringin beralasan ingin mengadu nasib
berkebun ditempat lain, karena hampir 70% tanah Kotawaringin berpasir sehingga
tidak cocok untuk bercocok-tanam karena waktu itu yang menjadi andalan
pertanian dipulau Bangka adalah Karet dan Lada .
Kotawaringin,
sebuah Desa yang terletak di sebelah Barat Daya Pulau Bangka, dengan luas
wilayah sekarang ± 85,25 km² pada awal tumbuhnya populasi
didaerah ini bermula dikarenakan Kotawaringin adalah wilayah yang stratregis
sebagai tempat persinggahan para pengarung lautan entah itu pedagang maupun
para pelarian sewaktu perang melawan para penjajah asing. Dengan adanya
pelabuhan yang tersembunyi kala itu menjadikan kotawaringin mempunyai peran
yang cukup penting untuk menerapkan Strategi perang Gerilya di bidang kelautan.
Sehingga tidak mengherankan muncul nama-nama seperti Sutan dan Raja Alam
Harimau Garang atau Demang Singa Yudha, dan Gusti Kacil atau yang lebih dikenal
dengan KH. Abdul Madjid. Mereka adalah Tokoh-tokoh penting yang membawa
perubahan untuk Kotawaringin khususnya dan Pulau Bangka Umumnya.